KELURAHAN GANDEKAN , JL.S.BATANG HARI NO.23 SURAKARTA 57122

KELURAHAN GANDEKAN , JL.S.BATANG HARI NO.23 SURAKARTA 57122

Simba - Profil

PROFIL KELURAHAN GANDEKAN



A.   GAMBARAN UMUM
Kelurahan Gandekan adalah salah satu dari 51 kelurahan yang ada di Kota Surakarta, secara geografis berada di sebelah timur Kota Surakarta dengan luas wilayah ± 33 Ha, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Purwodiningratan, Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sewu, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kali Pepe yang memisahkan wilayah Jebres dengan wilayah Kecamatan Pasarkliwon dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sudiroprajan. Wilayah Kelurahan Gandekan terbagi dalam 9 (Sembilan) Rukun Warga (RW) dan 36 (tiga puluh enam) Rukun Tetangga RT).
Nama Gandekan berasal dari kata “GANDEK” yang artinya abdi dalem Keraton yang tugasnya sebagai pesuruh khusu Raja. Gandek bertuga sebagai penghubung antara Raja dengan abdi dalem atau sentana dalem yang dibutuhkan untuk menghadap Raja. Dalam pasewakan (pertemuan), abdi dalem gandek bertugas membawa benda-benda upacara. Abdi dalam gandek biasanya terdiri dari abdi dalem putri (wanita). Kepalanya disebut Lurah, sebutannya “Nyai Lurah”.
Gandekan, pada saat kekuasaan raja-raja di Surakarta adalah suatu perkampungan tempat tinggal seorang Gandek. Kampung Gandekan ada 2 (dua) yaitu Gandekan Tengan dan Gandekan Kiwo. Gandekan Tengen terletak di sebelah kanan pusat Keraton Surakarta , sedangkan Gandekan Kiwo letaknya di sebelan kiri Keraton Surakarta.
Mereka adalah di bawah reh parentah Pepatih Dalem/Patih Keraton. Untuk Gandekan Tengan di bawah reh parentah Kepatihan Wetan, sedangkan Gandekan Kiwo di bawah reh parentah Kepatihan Kulon. Hal tersebut berlangsung sampai Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan. Ketika memasuki jaman kemerdekaan, Gandekan kiwo masuk menjadi wilayah Kelurahan Jayengan Kecamatan Serengan, sedangkan kampung Gandekan Tengen menjadi wilayah Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres.
B. NAMA-NAMA KAMPUNG :
Wilayah Gandekan memiliki beberapa nama kampung, antara lain :
1.    Kampung Gandekan Tengen
2.    Kampung Kadirejo
3.    Kampung Karangasem
4.    Kampung Butuh
5.    Kampung Penjalan
6.    Kampung Kalirahman
7.    Kampung Kebonan
8.    Kampung Mertokusuman
9.    Kampung Nongsongan
10. Kampung Bangunharjo
11. Kampung Nglulangan

C.   SEJARAH PENAMAAN KAMPUNG :
RW I. Sejarah Berdirinya Kampung : GANDEKAN TENGEN
-
RW I. Sejarah Berdirinya Kampung : KADIREJO
-
RW II. Sejarah Berdirinya Kampung : KARANGASEM


Kampung Karangasem RW II Kelurahan Gandekan sudah ada sejak jaman dahulu, bahkan sebelum proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia, hanya namanya tidak ada yang tahu secara oersis.  Pada jaman dahulu, ketika Keraton Kasunan Surakarta hadiningrat dalam masa jayanya, diwilayah kampung Karangasem banyak tumbuh pohon asem yang rindang daunnya.
Sebagaimana halnya dengan kampung-kampung yang lain, asal usul Kampung Karangasem didasari juga oleh suatu peristiwa atau kejadian dimasa lalu. Tidak ada yang tahu persisi bagaimana awal mula dinamakan Kampung Karangasem, tetapi berdasarkan keterangan dari beberapa sesepuh tokoh masyarakat setempat, kami mencoba untuk menguraikan kembali sejarah asal penamaan Kampung Karangasem dan beberapa potensi yang ada didalamnya.
Suatu ketika, rombongan kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat sedang jalan-jalan diwilayah Kampung Karangasem, rombongan itu sempat berhenti sejenak untuk berteduh dibawah rindangnya pohon Asem yang banyak tumbuh diwilayah tersebut sehingga semilir angin yang berhembus membuat rombongan itu merasa nyaman. Untuk mengingat atau menandai tempat persinggahan itu maka dinamakan daerah itu Karangasem.
Pada jaman dahulu, diwilayah Kampung Karangasem banyak terdapat beberapa pengusaha produksi sandal karet mentah dan juga beberapa pengusaha tenun kain.

Tapi seiring berjalannya waktu, satu persatu mulai berhenti usahanya hingga sekarang sudah tidak ada lagi pengusaha sandal karet mentah dan pengusaha tenun kain, dan seiring dengan berjalannya waktu juga dengan pergantian penghuni yang silih berganti diantaranya banyaknya pendatang dan telah meninggalnya penduduk asli kampung Karangasem, sekarang kampung Karangasem dipenuhi oleh pengusaha potong ayam, ayam goreng dan ayam bakar serta bidang usaha lainnya seperti usaha produksi sandal selop dari bahan sepon dan sablonase.
Kampung Karangasem ydimasa lalu sangat terkenal dengan kerukunan dan kerjasama yang merupakan warisan budaya leluhur jawa yaitu gotongroyong. Namun sayang, sekarang nilai-nilai kerukunan dan gotongroyong meskipun belum hilang sama sekali, sudah mulai terkikis oleh egoisme dan kesibukan aktifitas pekerjaan warganya. Semoga generasi sekarang dan generasi mendatang tetap bisa mewarisi dan melestarikan warisan budaya luhur dari leluhur kita. Demikian sekelumit sejarah singkat tentang kampung Karangasem, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya dan kami menyatakan  informasi tersebut terbuka sebagai bahan pembuatan database Potensi Kampung di Kelurahan Gandekan.
Ttd
Ketua RW. II

SUTARNO

RW III. Sejarah Berdirinya Kampung : BUTUH
Dahulu kala kampung Butuh masih berupa lahan kosong yang tidak berpenghuni. Pada saat pemerintahan Sinuwun Pakubuwono X, ada seorang penjala ikan dan juru selam di Sungai Bengawan Solo. Dia adalah abdi dalem keraton Surakarta Hadiningrat yang bernama Mbah Jala Tanoyo belum mempunyai tempat tinggal, kemudian memohon kepada Sinuwun Pakubuwono X untuk diberi tempat tinggal. Oleh Sinuwun pakubuwono X diberikan tempat tinggal disebelah utara sungai Bengawan Solo, yang bentuknya segitiga tetapi tidak lancip karena wilayah itu merupakan pertemuan antara parit dan sungai Bengawan Solo, kemudian diberi nama DESA BUTUH KEJEN.
Selanjutnya Mbah Jala Tanoyo membuat rumah di Desa Butuh Kejen, yang mana pada saat itu belum ada rumah satupun kecuali rumah Mbah Jala Tanoyo. Lama-kelamaan banyak warga yang pindah di Desa Butuh.
Pada tahun 1889 Mbah Jala Tanoyo diberi rumah bekas bongkaran dapur dari keraton, kemudian dibuat Pendhopo untuk kumpul warga Butuh. Selain itu Mbah Jala Tanoyo juga diberi sebuah perahu yang di depan perahu itu ada Chanthik Rojomolo.
Mbah Jala Tanoyo meninggal pada tahun 1963, setelah Mbah Jala Tanoyo meninggal dunia, perahu dan Chantik Rojomolo diminta kembali oleh keraton Surakarta Hadiningrat. Sampai sekarang Desa Butuh Kejen terkenal dengan sebutan Kampung Butuh RW III Kelurahan Gandekan.
Sekarang rumah Mbah Jala Tanoyo ditempati oleh cucu-cucunya antara lain Bp.Mardi Wiyoto yang bertempat tinggal di Butuh RT 01/03 Kelurahan Gandekan Jebres Surakarta.
Demikian sekilas informasi dari kampung Butuh, informasi tersebut diperoleh dari Narasumber cucu Mbah Jala Tanoyo yaitu Bp.Mardi wiyoto.
Ttd
Ketua RW. III

  MARKUS SUPONO

        RW IV. Sejarah Berdirinya Kampung : PENJALAN
Kampung Penjalan merupakansalah satu kampung yang berada diwilayah kelurahan Gandekan – Surakarta. Yang mana kampung ini adalah kampung yang membatasi wilayah Kecamatan jebres dengan kecamatan pasarkliwon yang hanya dibatasi oleh sungai Kali pepe.
Secara pasti memang belum ada yang tahu peristiwa atau terjadinya kampung Penjalan ini. Tapi berdasarkan cerita dari tokoh-tokoh atau nenek moyang, kami mencoba menyampaikan apa yang diceritakan nenek moyang kami dahulu tentang asal usul kampung Penjalan.
Dahulunya, kampung Penjalan merupakan perkampungan yang berada di hulu sungai atau mungkin sekarang disebut dengan kali Pepe.Dimana di kampung kamimerupakan tempat tinggal atau tempat singgah bagi para penduduk yang mata pencahariannya sebagai pencari ikan dengan menggunakan jala atau jaring. Dan berawal dari sinilah maka kampung kami disebut dengan kampung Panjalan, dikarenakan wilayah kami digunakan sebagai tempat tinggal para Penjala ikan, maka untuk mempermudah menyebutkan nama tempatnya maka penduduk setempat menyebutkan dengan kampung Penjalan (diartikan sebagai tempat para penjala ikan).
Dan di kampung Penjalan ada suatu tempat yang disebut dengan Daerah Gundho,konon menurut sejarahnya ditempat tersebut tumbuh pohon yang disebut dengan Pohon Gundho (mungkin sejenis pohon beringin). Dimana pohon tersebut digunakan oleh para penjala atau pencari ikan untuk menambatkan perahu.
Meskipun keberadaan pohon tersebut sudah tidak diketahui wujud dan letaknya tapi hulu sungai yang masih mengalir di daerah tersebut, seakan akan menjadi salah satu bukti kebenaran kampung Penjalan memang dulunya adalah tempat para Penjala ikan. Karena memang kampung dikelilingi oleh sungai ataupun hulu sungai.
Demikian sedikit yang kami tahu tentang asal usul terjadinya Kampung Penjalan,semoga bisa memberi manfaat bagi semuanya.
Ttd
Ketua RW. IV

  JOKO MARTONO

RW V. Sejarah Berdirinya Kampung : KALIRAHMAN
RW VI. Sejarah Berdirinya Kampung : KEBONAN
RW VII. Sejarah Berdirinya Kampung : MERTOKUSUMAN
RW VIII. Sejarah Berdirinya Kampung : NONGSONGAN
RW IX. Sejarah Berdirinya Kampung : BANGUNHARJO
RW IX. Sejarah Berdirinya Kampung : NGLULANGAN

Tempat untuk menguliti hewan yang habis disembelih, agar kulit itu cepat kering menjadi lulang harus dijemur di tempat yang panas. Kulit hewan itu harus ada tanda cap dari kantor Pemotongan hewan, takut saja kalau hewan yang disembelih itu hewan yang sudah mati. Karena tempat ini tempat yang paling dekat dari pemotong hewan maka selanjutnya tempat itu disebut kampung Nglulangan. Setelah meletus G30S/PKI tahun 1965, disebut kampung Bangun Harjo sampai sekarang. Kalau sekarang wilayah itu adalah sebelah utara gedung Pancasila RW IX. Informasi ini berasal dari tokoh masyarakat Ibu Ning Mulyadi yang sekarang berdomisili di Butuh Rt.05/III, Kelurahan Gandekan.

Adapun RW terdiri dari kampung beberapa kampung, yaitu:
NO.
RW

NAMA KAMPUNG
1.
RW I
:
terdiri dari Kampung Kadirejo dan Kampung Gandekan Tengen, terbagi dalam 5 RT
2.
RW II
:
terdiri dari Kampung Karangasem, terbagi dalam 4 RT
3.
RW III
:
terdiri dari Kampung Butuh, terbagi dalam 6 RT
4.
RW IV
:
terdiri dari Kampung Penjalan, terbagi dalam 3 RT
5.
RW V
:
terdiri dari Kampung Kalirahman, terbagi dalam 3 RT
6.
RW VI
:
terdiri dari Kampung Kebonan dan sebagian Kampung Gandekan Tengen, terbagi dalam 5 RT
7.
RW VII
:
Terdiri dari Kampung Mertokusuman dan sebagian Kampung Nongsongan, terbagi dalam 4 RT
8.
RW VIII
:
Terdiri dari sebagian Kampung Nongsongan dan Kampung Bangunharjo, terbagi dalam 3 RT
9.
RW IX
:
Terdiri dari sebagian Kampung Bangunharjo dan Kampung Nglulangan, terbagi dalam 3 RT

D.   Riwayat Pusat Pemerintahan :
Pusat Pemerintahan Kelurahan Gandekan (Kantor Kelurahan) sebelum menempati di Jalan Sungai Batanghari Nomor 23 Surakarta telah mengalami beberapa perpindahan lokasi yang pernah dijadikan sebagai Kantor Lurah Gandekan, yaitu :
No.
Lokasi
Tahun
1.
Jalan Sungai Batanghari RT 04 / RW I Kelurahan Gandekan
1946-1948
2.
Kampung Gandekan RT 01 / RW VI Kelurahan Gandekan
3.
Kampung Mertokusuman RT 01 /  RW VII Kelurahan Gandekan
1949
4.
Kampung Karangasem RT 02 / RW II Kelurahan Gandekan
1950-1966
5.
Dalem Danusaputran RT 01/ RW VIII Kelurahan Gandekan
1967-1971
6.
Jalan Sungai Batanghari Nomor 23 Kampung Karangasem RT 04 / RW II Kelurahan Gandekan
1971-sekarang

E.   Struktur Organisasi :
Struktur organisasi Pemerintahan Kelurahan dari sejak Proklamasi Kemerdekaan adalah mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 Kelurahan merupakan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk dan mempunyai organisasi pemerintahan terendah di bawah Camat. Pemerintahan kelurahan dimpimpin oleh seorang Kepala Kelurahan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Kelurahan dibantu oleh :
§  Sekretaris
§  Kepala Lingkungan.
Sekretaris membawahi para Kepala Urusan, yaitu : urusan Pemerintahan, Kesra, Perekonomian dan Pembangunan.
Pada masa ini Kelurahan Gandekan terbagi menjadi 3 Lingkungan, yaitu :
1.    Lingkungan I terdiri dari RW I, II, III dan IV
2.    Lingkungan II terdiri dari RW V dan VI
3.    Lingkungan III terdiri dari RW VII, VIII dan IX
Sementara itu, berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kelurahan merupakan unit organisasi pemerintahan di bawah Camat. Pemerintah Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan yang dilimpahkan oleh Camat.
Berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 42 Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Kelurahan Kota Surakarta, disebutkan bahwa tugas Lurah antara lain :
·         Memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan menumbuhkan partisipasi dan swadaya gotongroyong.
·         Melaksanakan koordinasi dengan instensi terkait, lembaga masyarakat, tokoh masyarakat dan agama serta komponen masyarakat yang ain guna mewujudkan ketentraman, ketertiban dan rasa aman.
·         Memotivasi dan memfasilitasi masyarakat guna meningkatkan partisipasi dan peran aktif masyarakat daam melaksanakan pembangunan.
·         Merencanakan dan melaksanakan pembangunan bersama seluruh komponen masyarakat sesuai skala prioritas yang ditetapkan dalam Musyawarah Kelurahan.
Dalam melaksanakan tugas kewenangannya, Lurah dibantu oleh :
1.    Sekretaris Kelurahan
2.    Seksi Pemerintahan
3.    Seksi Kesejahteraan Masyarakat
4.    Seksi Perekonomian dan Lingkungan Hidup
5.    Seksi Sosial Budaya
6.    Seksi Pelayanan Umum
Kemudian berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor : 20-I Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Kelurahan disebutkan bahwa : Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta urusan ppemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.
Adapun Susunan Organisasi Kelurahan terdiri dari :
v  Lurah
v  Sekretaris
v  Seksi Tata Pemerintahan
v  Seksi Pemberdayaan Masyarakat
v  Seksi Pembangunan dan Lingkungan Hidup
v  Seksi Budaya dan Agama
v  Kelompok Jabatan Fungsional

F.    Pimpinan Kelurahan :
Dari awal terbentuknya Pemerintahan Kelurahan Gandekan sampai dengan sekarang telah dipimpin oleh 17 Kepala Kelurahan/Lurah, yaitu :
NO.
NAMA
TAHUN MENJABAT
1.
Toto Kartiko (Demang)
Jaman Penjajahan Belanda
2.
Singo Diwiryo (Demang)
Jaman Penjajahan Belanda
3.
Sastro Hardoyo
1940-1946
4.
Wignyo Sudarsono
1948-1965
5.
Tukijo (TP)
1965-1966
6.
Tjipto Sutjitro
1966-1967
7.
Lasiono (Caretaker)
1967-1969
8.
Duto Darmojo (Caretaker)
1969-1971
9.
Bedjo Sutrisno
1979-1987
10.
Sarono
1987 (±3 bulan)
11.
Nurdin
1987-1989
12.
Muchtar Hadi
1989-1991
13.
Ismanto
1991-1997
14.
Agus Haryanto, SH
1997-2003
15.
Suroso, SH
2003 - 2009
16.
Slamet Handayani, SE
2009 - 2014
17.
Drs. Daliman
2014 - sekarang

G.   Statistik :
Berdasarkan data Monografi sampai dengan bulan Maret 2016, keadaan penduduk Kelurahan Gandekan dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Jumlah Penduduk menurut Jenis kelamin :
NO
KETERANGAN
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kepala Keluarga
Jumlah Penduduk
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
RT / RW
Kampung
2.829 KK
9.115 jiwa
4.541 jiwa
4.574 jiwa
36 RT/ 9 RW
10 Kampung

Jumlah Penduduk menurut Pemeluk Agama
NO
AGAMA
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ISLAM
KRISTEN
KATOLIK
HINDU
BUDHA
KONGHUCHU
5.492 org
2.431 org
1.147 org
  8 org
35 org
21 org

Jumlah penduduk menurut kelompok Umur & Kelamin :
NO
KELOMPOK UMUR
Laki-laki
Perempuan
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
00 - 09 tahun
10 - 19 tahun
20 - 29 tahun
30 - 39 tahun
40 - 49 tahun
50 - 59 tahun
60 tahun lebih
  724 org
702 org
654 org
  842 org
    639 org
    532 org
448 org
  665 org
636 org
656 org
  748 org
    679 org
    609 org
581 org
  1.389 org
1.338 org
1.310 org
  1.590 org
1.318 org 1.141 org
1.029 org
JUMLAH
4.541 org
4.574 org
9.115 org

Jumlah penduduk menurut Pendidikan (umur 5 tahun keatas) :
NO
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tamat Akademi / Perguruan Tinggi
Tamat SLTA
Tamat SLTP
Tamaat SD
Tidak Tamat SD
Belum Tamat SD
Tidak sekolah
  836 org
2.528 org
1.450 org
  1.779 org
    877 org
    283 org
    611 org
JUMLAH
8.364 org

H.   VISI & MISI KELURAHAN GANDEKAN
a.   Visi :
 ‘Pelayanan Prima Menuju Terwujudnya Masyarakat Kota Yang Mandiri dan Berdaya Saing”
b.   Misi
Guna mewujudkan Visi tersebut, Kelurahan Gandekan akan melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1.     Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan masyarakat.
2.     Membangun pola hubungan yang harmonis antara aparat Kelurahan dengan masyarakat melaui RT/RW, PKK, Linmas, LPMK, LP2A. KTI serta berbagai komunitas sosial lainnya yang ada.
3.     Menyebarluaskan informasi pembangunan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada masyarakat secara transparan dan bertanggungjawab.
4.     Melaksanakan dan mendukung program-program kegiatan pemerintah Kota baik fisik / non fisik dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
5.     Meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

I.    DATA APARAT SIPIL NEGARA (ASN) DI KEL. GANDEKAN
NO
JABATAN
JUMLAH
1.
Lurah
1 orang
2.
Sekretaris
1 orang
3.
Kasi Tata Pemerintahan
1 orang
4.
Kasi Pemberdayaan Masyarakat
1 orang
5.
Kasi Pembangunan dan LH
1 orang
6.
Kasi Budaya dan Agama
1 orang
7.
Fungsional Umum/Bendahara
1 orang
8.
Petugas Register
1 orang
9.
Pencatat Warga Miskin
1 orang

J.    TUPOKSI KASI BUDAYA DAN AGAMA
Nama Jabatan  :   Kepala Seksi Budaya & Agama
Tugas Pokok  : Kepala Seksi Budaya & Agama mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang budaya dan agama, meliputi pelaksanaan program pembinaan seni, budaya dan keagamaan.
K.   FUNGSI
Fungsi  sebagaimana dimaksud pada tugas pokok diatas adalah :
  1. Menyusun rencana kerja Seksi Budaya & Agama berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja kelurahan;
  2. Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan
  3. Mempelajari, menelaah peaturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan kantor sesuai dengan bidang tugas;
  4. Melakukan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
  5. Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;
  6. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang Budaya Agama;
  7. Melakukan pengelolaan data pendidikan masyarakat, organisasi adat dan budaya jawa, organisasi kepemudaan, kesenian tradisional dan organisasi keagamaan;
  8. Melakukan fasilitasi pembinaan dibidang kebudayaan dan keagamaan;
  9. Melakukan fasilitasi pembinaan terhadap generasi muda, kesetaraan gender dan pendidikan non formal;
  10. Melakukan fasilitasi pemberian bantuan kepada organisasi kesenian, organisasi perempuan dan organisasi keagamaan;
  11. Melakukan fasilitasi pelaksanaan peringatan hari-hari besar nasional dan agama;
  12. Melakukan fasilitasi program Praktek Kerja lapangan (PKL) mahasiswa/i dan siswa/i;
  13. Melakukan fasilitasi pelaksanaan kegiatan olahraga;
  14. Melakukan fasilitasi pengiriman kelompok kesenian;
  15. Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan pengukuran kinerja bidang budaya dan agama;
  16. Melakukan fasilitasi pelaksanaan sosialisasi dibidang budaya dan agama;
  17. Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;
  18. Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;
  19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
  20. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

L.    BAGAN ORGANISASI
BAGAN ORGANISASI PEMERINTAH KELURAHAN GANDEKAN
KECAMATAN JEBRES
, KOTA SURAKARTA
(PERATURAN DAERAH  NOMOR :
14 TAHUN 2011
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH)