PROFIL
KELURAHAN GANDEKAN
A.
GAMBARAN UMUM
Kelurahan
Gandekan adalah salah satu dari 51 kelurahan yang ada di Kota Surakarta, secara geografis berada di sebelah timur Kota Surakarta dengan luas
wilayah ± 33 Ha, sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Purwodiningratan,
Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sewu, sebelah selatan berbatasan
langsung dengan Kali Pepe yang memisahkan wilayah Jebres dengan wilayah
Kecamatan Pasarkliwon dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan
Sudiroprajan. Wilayah Kelurahan Gandekan terbagi dalam 9 (Sembilan)
Rukun Warga (RW) dan 36 (tiga puluh enam) Rukun Tetangga RT).
Nama
Gandekan berasal dari kata “GANDEK” yang artinya abdi dalem Keraton yang
tugasnya sebagai pesuruh khusu Raja. Gandek bertuga sebagai penghubung antara
Raja dengan abdi dalem atau sentana dalem yang dibutuhkan untuk menghadap Raja.
Dalam pasewakan (pertemuan), abdi dalem gandek bertugas membawa benda-benda
upacara. Abdi dalam gandek biasanya terdiri dari abdi dalem putri (wanita).
Kepalanya disebut Lurah, sebutannya “Nyai Lurah”.
Gandekan,
pada saat kekuasaan raja-raja di Surakarta adalah suatu perkampungan tempat
tinggal seorang Gandek. Kampung Gandekan ada 2 (dua) yaitu Gandekan Tengan dan
Gandekan Kiwo. Gandekan Tengen terletak di sebelah kanan pusat Keraton
Surakarta , sedangkan Gandekan Kiwo letaknya di sebelan kiri Keraton Surakarta.
Mereka
adalah di bawah reh parentah Pepatih Dalem/Patih Keraton. Untuk Gandekan Tengan
di bawah reh parentah Kepatihan Wetan, sedangkan Gandekan Kiwo di bawah reh
parentah Kepatihan Kulon. Hal tersebut berlangsung sampai Kemerdekaan Republik
Indonesia diproklamirkan. Ketika memasuki jaman kemerdekaan, Gandekan kiwo
masuk menjadi wilayah Kelurahan Jayengan Kecamatan Serengan, sedangkan kampung
Gandekan Tengen menjadi wilayah Kelurahan Gandekan Kecamatan Jebres.
B. NAMA-NAMA KAMPUNG :
Wilayah Gandekan memiliki beberapa nama kampung, antara
lain :
1. Kampung
Gandekan Tengen
2. Kampung
Kadirejo
3. Kampung
Karangasem
4. Kampung
Butuh
5. Kampung
Penjalan
6. Kampung
Kalirahman
7. Kampung
Kebonan
8. Kampung
Mertokusuman
9. Kampung
Nongsongan
10. Kampung
Bangunharjo
11. Kampung
Nglulangan
C.
SEJARAH
PENAMAAN KAMPUNG :
RW I.
Sejarah Berdirinya Kampung : GANDEKAN
TENGEN
-
RW I.
Sejarah Berdirinya Kampung : KADIREJO
-
RW
II. Sejarah Berdirinya Kampung : KARANGASEM
Kampung Karangasem RW II Kelurahan Gandekan sudah ada
sejak jaman dahulu, bahkan sebelum proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia,
hanya namanya tidak ada yang tahu secara oersis. Pada jaman dahulu, ketika Keraton Kasunan Surakarta
hadiningrat dalam masa jayanya, diwilayah kampung Karangasem banyak tumbuh
pohon asem yang rindang daunnya.
Sebagaimana halnya dengan
kampung-kampung yang lain, asal usul Kampung Karangasem didasari juga oleh
suatu peristiwa atau kejadian dimasa lalu. Tidak ada yang tahu persisi
bagaimana awal mula dinamakan Kampung Karangasem, tetapi berdasarkan keterangan
dari beberapa sesepuh tokoh masyarakat setempat, kami mencoba untuk menguraikan
kembali sejarah asal penamaan Kampung Karangasem dan beberapa potensi yang ada
didalamnya.
Suatu ketika, rombongan
kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat sedang jalan-jalan diwilayah Kampung
Karangasem, rombongan itu sempat berhenti sejenak untuk berteduh dibawah
rindangnya pohon Asem yang banyak tumbuh diwilayah tersebut sehingga semilir
angin yang berhembus membuat rombongan itu merasa nyaman. Untuk mengingat atau
menandai tempat persinggahan itu maka dinamakan daerah itu Karangasem.
Pada jaman dahulu, diwilayah Kampung Karangasem banyak terdapat beberapa
pengusaha produksi sandal karet mentah dan juga beberapa pengusaha tenun kain.
Tapi seiring berjalannya waktu, satu persatu mulai
berhenti usahanya hingga sekarang sudah tidak ada lagi pengusaha sandal karet
mentah dan pengusaha tenun kain, dan seiring dengan berjalannya waktu juga
dengan pergantian penghuni yang silih berganti diantaranya banyaknya pendatang
dan telah meninggalnya penduduk asli kampung Karangasem, sekarang kampung Karangasem
dipenuhi oleh pengusaha potong ayam, ayam goreng dan ayam bakar serta bidang usaha
lainnya seperti usaha produksi sandal selop dari bahan sepon dan sablonase.
Kampung Karangasem ydimasa lalu sangat terkenal dengan
kerukunan dan kerjasama yang merupakan warisan budaya leluhur jawa yaitu gotongroyong.
Namun sayang, sekarang nilai-nilai kerukunan dan gotongroyong meskipun belum hilang
sama sekali, sudah mulai terkikis oleh egoisme dan kesibukan aktifitas pekerjaan
warganya. Semoga generasi sekarang dan generasi mendatang tetap bisa mewarisi dan
melestarikan warisan budaya luhur dari leluhur kita. Demikian sekelumit sejarah
singkat tentang kampung Karangasem, semoga dapat bermanfaat bagi semuanya
dan kami menyatakan informasi tersebut
terbuka sebagai bahan pembuatan database Potensi Kampung di Kelurahan Gandekan.
Ttd
Ketua RW. II
SUTARNO
RW
III. Sejarah Berdirinya Kampung : BUTUH
Dahulu
kala kampung Butuh masih berupa lahan kosong yang tidak berpenghuni. Pada saat
pemerintahan Sinuwun Pakubuwono X, ada seorang penjala ikan dan juru selam di
Sungai Bengawan Solo. Dia adalah abdi dalem keraton Surakarta Hadiningrat yang
bernama Mbah Jala Tanoyo belum mempunyai tempat tinggal, kemudian memohon
kepada Sinuwun Pakubuwono X untuk diberi tempat tinggal. Oleh Sinuwun
pakubuwono X diberikan tempat tinggal disebelah utara sungai Bengawan Solo,
yang bentuknya segitiga tetapi tidak lancip karena wilayah itu merupakan
pertemuan antara parit dan sungai Bengawan Solo, kemudian diberi nama DESA
BUTUH KEJEN.
Selanjutnya Mbah Jala Tanoyo membuat rumah di
Desa Butuh Kejen, yang mana pada saat itu belum ada rumah satupun kecuali rumah
Mbah Jala Tanoyo. Lama-kelamaan banyak warga yang pindah di Desa Butuh.
Pada tahun 1889 Mbah Jala Tanoyo diberi rumah
bekas bongkaran dapur dari keraton, kemudian dibuat Pendhopo untuk kumpul warga
Butuh. Selain itu Mbah Jala Tanoyo juga diberi sebuah perahu yang di depan
perahu itu ada Chanthik Rojomolo.
Mbah Jala Tanoyo meninggal pada tahun 1963,
setelah Mbah Jala Tanoyo meninggal dunia, perahu dan Chantik Rojomolo diminta
kembali oleh keraton Surakarta Hadiningrat. Sampai sekarang Desa Butuh Kejen
terkenal dengan sebutan Kampung Butuh RW III Kelurahan Gandekan.
Sekarang rumah Mbah Jala Tanoyo ditempati oleh
cucu-cucunya antara lain Bp.Mardi Wiyoto yang bertempat tinggal di Butuh RT
01/03 Kelurahan Gandekan Jebres Surakarta.
Demikian
sekilas informasi dari kampung Butuh, informasi tersebut diperoleh dari
Narasumber cucu Mbah Jala Tanoyo yaitu Bp.Mardi wiyoto.
MARKUS SUPONO
Ttd
Ketua RW. III
RW IV. Sejarah Berdirinya Kampung : PENJALAN
Kampung Penjalan merupakansalah satu kampung
yang berada diwilayah kelurahan Gandekan – Surakarta. Yang mana kampung ini
adalah kampung yang membatasi wilayah Kecamatan jebres dengan kecamatan
pasarkliwon yang hanya dibatasi oleh sungai Kali pepe.
Secara pasti memang belum ada yang tahu
peristiwa atau terjadinya kampung Penjalan ini. Tapi berdasarkan cerita dari
tokoh-tokoh atau nenek moyang, kami mencoba menyampaikan apa yang diceritakan
nenek moyang kami dahulu tentang asal usul kampung Penjalan.
Dahulunya, kampung Penjalan merupakan
perkampungan yang berada di hulu sungai atau mungkin sekarang disebut dengan
kali Pepe.Dimana di kampung kamimerupakan tempat tinggal atau tempat singgah
bagi para penduduk yang mata pencahariannya sebagai pencari ikan dengan
menggunakan jala atau jaring. Dan berawal dari sinilah maka kampung kami
disebut dengan kampung Panjalan, dikarenakan wilayah kami digunakan sebagai
tempat tinggal para Penjala ikan, maka untuk mempermudah menyebutkan nama
tempatnya maka penduduk setempat menyebutkan dengan kampung Penjalan (diartikan
sebagai tempat para penjala ikan).
Dan di kampung Penjalan ada suatu tempat yang
disebut dengan Daerah Gundho,konon menurut sejarahnya ditempat tersebut tumbuh
pohon yang disebut dengan Pohon Gundho (mungkin sejenis pohon beringin). Dimana
pohon tersebut digunakan oleh para penjala atau pencari ikan untuk menambatkan
perahu.
Meskipun keberadaan pohon tersebut sudah tidak
diketahui wujud dan letaknya tapi hulu sungai yang masih mengalir di daerah
tersebut, seakan akan menjadi salah satu bukti kebenaran kampung Penjalan
memang dulunya adalah tempat para Penjala ikan. Karena memang kampung
dikelilingi oleh sungai ataupun hulu sungai.
Demikian sedikit yang kami tahu tentang asal
usul terjadinya Kampung Penjalan,semoga bisa memberi manfaat bagi semuanya.
JOKO MARTONO
Ttd
Ketua RW. IV
RW
V. Sejarah Berdirinya Kampung : KALIRAHMAN
RW
VI. Sejarah Berdirinya Kampung : KEBONAN
RW
VII. Sejarah Berdirinya Kampung : MERTOKUSUMAN
RW
VIII. Sejarah Berdirinya Kampung : NONGSONGAN
RW
IX. Sejarah Berdirinya Kampung : BANGUNHARJO
RW
IX. Sejarah Berdirinya Kampung : NGLULANGAN
Tempat untuk menguliti hewan yang habis
disembelih, agar kulit itu cepat kering menjadi lulang harus dijemur di tempat
yang panas. Kulit hewan itu harus ada tanda cap dari kantor Pemotongan hewan,
takut saja kalau hewan yang disembelih itu hewan yang sudah mati. Karena tempat
ini tempat yang paling dekat dari pemotong hewan maka selanjutnya tempat itu
disebut kampung Nglulangan. Setelah meletus G30S/PKI tahun 1965, disebut
kampung Bangun Harjo sampai sekarang. Kalau sekarang wilayah itu adalah sebelah
utara gedung Pancasila RW IX. Informasi ini berasal dari tokoh masyarakat Ibu
Ning Mulyadi yang sekarang berdomisili di Butuh Rt.05/III, Kelurahan Gandekan.
Adapun
RW terdiri dari kampung beberapa kampung, yaitu:
NO.
|
RW
|
NAMA KAMPUNG
|
|
1.
|
RW I
|
:
|
terdiri dari Kampung Kadirejo dan Kampung
Gandekan Tengen, terbagi dalam 5 RT
|
2.
|
RW
II
|
:
|
terdiri
dari Kampung Karangasem, terbagi dalam 4 RT
|
3.
|
RW III
|
:
|
terdiri dari Kampung Butuh, terbagi dalam 6
RT
|
4.
|
RW
IV
|
:
|
terdiri
dari Kampung Penjalan, terbagi dalam 3 RT
|
5.
|
RW V
|
:
|
terdiri dari Kampung Kalirahman, terbagi
dalam 3 RT
|
6.
|
RW
VI
|
:
|
terdiri
dari Kampung Kebonan dan sebagian Kampung Gandekan Tengen, terbagi dalam 5 RT
|
7.
|
RW VII
|
:
|
Terdiri dari Kampung Mertokusuman dan
sebagian Kampung Nongsongan, terbagi dalam 4 RT
|
8.
|
RW
VIII
|
:
|
Terdiri
dari sebagian Kampung Nongsongan dan Kampung Bangunharjo, terbagi dalam 3 RT
|
9.
|
RW IX
|
:
|
Terdiri dari sebagian Kampung Bangunharjo
dan Kampung Nglulangan, terbagi dalam 3 RT
|
D.
Riwayat
Pusat Pemerintahan :
Pusat Pemerintahan Kelurahan Gandekan (Kantor Kelurahan)
sebelum menempati di Jalan Sungai Batanghari Nomor 23 Surakarta telah mengalami
beberapa perpindahan lokasi yang pernah dijadikan sebagai Kantor Lurah
Gandekan, yaitu :
No.
|
Lokasi
|
Tahun
|
1.
|
Jalan Sungai
Batanghari RT 04 / RW I Kelurahan Gandekan
|
1946-1948
|
2.
|
Kampung Gandekan RT
01 / RW VI Kelurahan Gandekan
|
|
3.
|
Kampung Mertokusuman
RT 01 / RW VII Kelurahan Gandekan
|
1949
|
4.
|
Kampung Karangasem
RT 02 / RW II Kelurahan Gandekan
|
1950-1966
|
5.
|
Dalem Danusaputran
RT 01/ RW VIII Kelurahan Gandekan
|
1967-1971
|
6.
|
Jalan Sungai
Batanghari Nomor 23 Kampung Karangasem RT 04 / RW II Kelurahan Gandekan
|
1971-sekarang
|
E.
Struktur
Organisasi :
Struktur organisasi Pemerintahan Kelurahan dari sejak
Proklamasi Kemerdekaan adalah mengikuti ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 Kelurahan
merupakan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk dan mempunyai
organisasi pemerintahan terendah di bawah Camat. Pemerintahan kelurahan dimpimpin
oleh seorang Kepala Kelurahan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
Kepala Kelurahan dibantu oleh :
§ Sekretaris
§ Kepala
Lingkungan.
Sekretaris membawahi para Kepala Urusan, yaitu : urusan
Pemerintahan, Kesra, Perekonomian dan Pembangunan.
Pada masa ini Kelurahan Gandekan terbagi menjadi 3
Lingkungan, yaitu :
1. Lingkungan
I terdiri dari RW I, II, III dan IV
2. Lingkungan
II terdiri dari RW V dan VI
3. Lingkungan
III terdiri dari RW VII, VIII dan IX
Sementara
itu, berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Kelurahan merupakan unit organisasi pemerintahan di bawah Camat. Pemerintah
Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian
kewenangan yang dilimpahkan oleh Camat.
Berdasarkan
Keputusan Walikota Surakarta Nomor 42 Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Kelurahan
Kota Surakarta, disebutkan bahwa tugas Lurah antara lain :
·
Memberdayakan masyarakat dalam rangka meningkatkan dan menumbuhkan
partisipasi dan swadaya gotongroyong.
·
Melaksanakan koordinasi dengan instensi terkait, lembaga masyarakat,
tokoh masyarakat dan agama serta komponen masyarakat yang ain guna mewujudkan
ketentraman, ketertiban dan rasa aman.
·
Memotivasi dan memfasilitasi masyarakat guna meningkatkan partisipasi
dan peran aktif masyarakat daam melaksanakan pembangunan.
·
Merencanakan dan melaksanakan pembangunan bersama seluruh komponen
masyarakat sesuai skala prioritas yang ditetapkan dalam Musyawarah Kelurahan.
Dalam melaksanakan
tugas kewenangannya, Lurah dibantu oleh :
1.
Sekretaris Kelurahan
2.
Seksi Pemerintahan
3.
Seksi Kesejahteraan Masyarakat
4.
Seksi Perekonomian dan Lingkungan Hidup
5.
Seksi Sosial Budaya
6.
Seksi Pelayanan Umum
Kemudian berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor :
20-I Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Kelurahan
disebutkan bahwa : Lurah mempunyai tugas pokok menyelenggarakan sebagian
kewenangan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta urusan
ppemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota.
Adapun Susunan
Organisasi Kelurahan terdiri dari :
v Lurah
v Sekretaris
v Seksi
Tata Pemerintahan
v Seksi
Pemberdayaan Masyarakat
v Seksi
Pembangunan dan Lingkungan Hidup
v Seksi
Budaya dan Agama
v Kelompok
Jabatan Fungsional
F.
Pimpinan
Kelurahan :
Dari awal terbentuknya Pemerintahan Kelurahan Gandekan
sampai dengan sekarang telah dipimpin oleh 17 Kepala Kelurahan/Lurah, yaitu :
NO.
|
NAMA
|
TAHUN MENJABAT
|
1.
|
Toto Kartiko (Demang)
|
Jaman Penjajahan Belanda
|
2.
|
Singo Diwiryo (Demang)
|
Jaman Penjajahan Belanda
|
3.
|
Sastro Hardoyo
|
1940-1946
|
4.
|
Wignyo Sudarsono
|
1948-1965
|
5.
|
Tukijo (TP)
|
1965-1966
|
6.
|
Tjipto Sutjitro
|
1966-1967
|
7.
|
Lasiono (Caretaker)
|
1967-1969
|
8.
|
Duto Darmojo (Caretaker)
|
1969-1971
|
9.
|
Bedjo Sutrisno
|
1979-1987
|
10.
|
Sarono
|
1987 (±3 bulan)
|
11.
|
Nurdin
|
1987-1989
|
12.
|
Muchtar Hadi
|
1989-1991
|
13.
|
Ismanto
|
1991-1997
|
14.
|
Agus Haryanto, SH
|
1997-2003
|
15.
|
Suroso, SH
|
2003 - 2009
|
16.
|
Slamet Handayani, SE
|
2009 - 2014
|
17.
|
Drs. Daliman
|
2014 - sekarang
|
G.
Statistik
:
Berdasarkan
data Monografi sampai dengan bulan Maret 2016, keadaan
penduduk Kelurahan Gandekan dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Jumlah Penduduk menurut Jenis kelamin :
NO
|
KETERANGAN
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kepala Keluarga
Jumlah Penduduk
Penduduk Laki-laki
Penduduk Perempuan
RT / RW
Kampung
|
2.829 KK
9.115 jiwa
4.541 jiwa
4.574 jiwa
36 RT/
9 RW
10 Kampung
|
Jumlah Penduduk
menurut Pemeluk Agama
NO
|
AGAMA
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
ISLAM
KRISTEN
KATOLIK
HINDU
BUDHA
KONGHUCHU
|
5.492 org
2.431 org
1.147 org
8 org
35 org
21 org
|
Jumlah penduduk
menurut kelompok Umur & Kelamin :
NO
|
KELOMPOK UMUR
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
00 - 09 tahun
10 - 19 tahun
20 - 29 tahun
30 - 39 tahun
40 - 49 tahun
50 - 59 tahun
60 tahun lebih
|
724 org
702 org
654 org
842 org
639 org
532 org
448 org
|
665 org
636 org
656 org
748 org
679 org
609 org
581 org
|
1.389 org
1.338 org
1.310
org
1.590 org
1.318 org 1.141 org
1.029 org
|
JUMLAH
|
4.541 org
|
4.574 org
|
9.115 org
|
Jumlah penduduk menurut Pendidikan (umur 5 tahun keatas) :
NO
|
TINGKAT
PENDIDIKAN
|
JUMLAH
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Tamat Akademi /
Perguruan Tinggi
Tamat SLTA
Tamat SLTP
Tamaat SD
Tidak Tamat SD
Belum Tamat SD
Tidak sekolah
|
836 org
2.528 org
1.450 org
1.779 org
877 org
283 org
611 org
|
JUMLAH
|
8.364 org
|
H.
VISI
& MISI KELURAHAN GANDEKAN
a. Visi :
‘Pelayanan Prima
Menuju Terwujudnya Masyarakat Kota Yang Mandiri dan Berdaya Saing”
b. Misi
Guna mewujudkan Visi tersebut, Kelurahan Gandekan akan
melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan masyarakat.
2. Membangun
pola hubungan yang harmonis antara aparat Kelurahan dengan masyarakat melaui
RT/RW, PKK, Linmas, LPMK, LP2A. KTI serta berbagai komunitas sosial lainnya
yang ada.
3. Menyebarluaskan
informasi pembangunan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada masyarakat secara
transparan dan bertanggungjawab.
4. Melaksanakan
dan mendukung program-program kegiatan pemerintah Kota baik fisik / non fisik
dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
5. Meningkatkan
motivasi dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.
I.
DATA
APARAT SIPIL NEGARA (ASN) DI KEL.
GANDEKAN
NO
|
JABATAN
|
JUMLAH
|
1.
|
Lurah
|
1 orang
|
2.
|
Sekretaris
|
1 orang
|
3.
|
Kasi Tata Pemerintahan
|
1 orang
|
4.
|
Kasi
Pemberdayaan Masyarakat
|
1 orang
|
5.
|
Kasi Pembangunan dan LH
|
1 orang
|
6.
|
Kasi Budaya
dan Agama
|
1 orang
|
7.
|
Fungsional Umum/Bendahara
|
1 orang
|
8.
|
Petugas Register
|
1 orang
|
9.
|
Pencatat Warga Miskin
|
1 orang
|
J.
TUPOKSI KASI BUDAYA DAN AGAMA
Nama Jabatan : Kepala Seksi Budaya & Agama
Tugas Pokok : Kepala Seksi Budaya & Agama mempunyai tugas
melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang budaya dan agama, meliputi pelaksanaan program pembinaan seni, budaya
dan keagamaan.
K.
FUNGSI
Fungsi sebagaimana dimaksud pada tugas pokok diatas
adalah :
- Menyusun rencana kerja Seksi Budaya & Agama berdasarkan rencana strategis
dan rencana kerja kelurahan;
- Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan
- Mempelajari, menelaah peaturan perundang-undangan, keputusan,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan kantor sesuai dengan
bidang tugas;
- Melakukan sistem pengendalian intern pelaksanaan kegiatan agar
efektif dan efisien sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- Menerapkan standar pelayanan minimal sesuai bidang tugas;
- Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis dibidang
Budaya Agama;
- Melakukan pengelolaan data pendidikan masyarakat, organisasi adat
dan budaya jawa, organisasi kepemudaan, kesenian tradisional dan organisasi
keagamaan;
- Melakukan fasilitasi pembinaan dibidang kebudayaan dan keagamaan;
- Melakukan fasilitasi pembinaan terhadap generasi muda, kesetaraan
gender dan pendidikan non formal;
- Melakukan fasilitasi pemberian bantuan kepada organisasi kesenian,
organisasi perempuan dan organisasi keagamaan;
- Melakukan fasilitasi pelaksanaan peringatan hari-hari besar
nasional dan agama;
- Melakukan fasilitasi program Praktek Kerja lapangan (PKL)
mahasiswa/i dan siswa/i;
- Melakukan fasilitasi pelaksanaan kegiatan olahraga;
- Melakukan fasilitasi pengiriman kelompok kesenian;
- Melakukan penyiapan bahan penyusunan indikator dan pengukuran
kinerja bidang budaya dan agama;
- Melakukan fasilitasi pelaksanaan sosialisasi dibidang budaya dan
agama;
- Memeriksa dan menilai hasil kerja bawahan secara periodik;
- Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas;
- Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
- Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
L. BAGAN
ORGANISASI
BAGAN ORGANISASI PEMERINTAH KELURAHAN GANDEKAN
KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA
(PERATURAN DAERAH NOMOR : 14 TAHUN 2011
KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA
(PERATURAN DAERAH NOMOR : 14 TAHUN 2011
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH)